sponsor

kapitacare

Your Ad Here

Monday, April 12, 2010

TEKNIK MEMBUAT KUESIONER TRACER STUDY

TEKNIK MEMBUAT KUESIONER TRACER STUDY


Untuk dapat mengetahui struktur jaringan komunikasi antar alumni diperlukan suatu cara tertentu pada pengumpulan data. Adapun cara pengumpulan data jaringan komunikasi adalah dengan mengajukan pertanyaan sosiometris, yaitu pertanyaan dari siapa seseorang mendapatkan informasi tertentu. Berdasarkan pengalaman, agar jaringan dapat dibuat sisiogramnya sebaiknya orang tersebut diminta untuk menunjuk paling sedikit tiga orang sumber informasi.

Berbeda dengan survei, dimana orang yang diwawancarai biasanya hanya suatu sample dari populasi, sedang untuk pertanyaan sosiometris ini diajukan kepada semua anggota populasi; atau dengan kata lain cara sensus. Seperti telah disebut pada pendahuluan, cara ini digunakan agar jaringan-jaringan komunikasi yang ada tidak putus karena pengambilan dengan cara sampling.

Namun demikian, untuk jumlah populasi yang terlalu besar, sensus dirasa sangat tidak efisien, serta terlalu banyak biayanya. Untuk itu, orang mengumpulkan data sosiometris dengan suatu cara yang disebut snow balling. Dari orang-orang yang telah mendapat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, kita mendapatkan beberapa nama. Nama-nama tersebut kita jadikan sasaran berikutnya. Demikian seterusnya.

Secara umum, dalam kuesioner analisis jaringan tracer study terdapat tiga kelompok pertanyaan yang perlu dibuat>



Pertama, kelompok identitas responden

Seperti dalam studi lain, identitas responden yang pokok meliputi identitas diri yaitu: (1) Nama, (2) Tanggal lahir/Usia, (3) kedudukan/jabatan dalam kelompok, (4) lama aktif atau berkiprah dalam kelompok/organisasi tersebut.

Pertanyaan pertama dan kedua, jelas, memang sangat diperlukan untuk mengetahui identitas responden. Sedangkan pertanyaan ketiga dan keempat, diperlukan terutama untuk mengetahui kedudukan atau posisi yang bersangkutan dalam kelompok, selama yang bersangkutan menjadi anggota (jaringan) kelompok tersebut. Ada kalanya responden dengan jabatan pengurus kelompok tetapi kiprahnya tidak begitu tampak, meskipun masa aktifnya telah lama. Kemungkinan lain adalah responden dengan kedudukan anggota, dengan masa aktif cukup lama, tetapi memiliki pengaruh kuat- karena yang bersangkutan menjadi sumber informasi dalam kelompok kecil tersebut. Ringkasnya, yang ingin dilihat dari jawaban pertanyaan nomor 3 dan 4 adalah kedudukan riil – baik secara sosiologis (jabatan) maupun secara psikologis (kedekatan emosional terhadap anggota tim) – dari responden.



Kedua, kelompok pertanyaan pokok

Yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku yang ingin diketahui/ditelusur dari responden. Misalnya, tracer study tentang jaringan komunikasi KB, khususnya inovasi dan adopsi metode kontrasepsi modern di kecamatan X, maka pertanyaan yang diajukan dapat berkisar pada:
pengetahuan responden tentang metode kontrasepsi modern.
Sikap responden tentang penggunaan metode kontrasepsi modern.
Perilaku responden dalam penggunaan metode kontrtasepsi modern.

Dalam istilah Bloom (1949) pengetahuan disebut ranah kognitif, sikap disebut ranah afektif dan perilaku disebut ranah psikomotor. Masing-masing ranah tersebut dapat dibuat lebih dari satu pertanyaan. Misalnya, masing-masing tiga, sehingga semuanya menjadi sembilan pertanyaan.

Contoh lain, adalah jaringan komunikasi agama (Islam) dan tingkatan religiusitas ibu-ibu dalam sebuah kelompok pengajian. Pertanyaan pokoknya adalah: pengetahuan, sikap dan perilaku responden tentang agama Islam dan atau dalam menjalankan praktik beragama Islam. Meminjam kategori Glock dan Stark (1963 dikutip Ancok, 1987), konsep religeusitas mempunyai lima dimensi, yaitu (1) ritual involvement- peribadahan wajib, (2) ideological involvement – keyakinan, (3) intellectual involvement – pengetahuan agama, (4) experiential involvement – pengalaman agama, (5) consequential involvement – keterlibatan dalam kegiatan masyarakat. Karena itu, pertanyaan dari masing-masing dimensi dapat berjumlah misalnya tiga buah, sehingga semuanya berjumlah 15 buah.



Ketiga, pertanyaan sosiometris

Yaitu pertanyaan tentang darimana responden tersebut memperoleh informasi tertentu. Misalnya, dalam jaringan komunikasi KB di atas, pertanyaannya adalah: darimana responden mendapatkan informasi tentang metode kontrasepsi modern dalam ber-KB. Dalam jaringan komunikasi agama ibu-ibu pengajian, adalah darimana responden mendapatkan informasi tentang aktivitas keagamaan/pengajian tersebut. Orang atau anggota kelompok yang disebutkan dapat berasal dari kelompok itu maupun dari kelompok lain. Agar tidak condong keluar, dan lebih memusatkan perhatian pada anggota kelompok sendiri, pertanyaan sosiometris ini dapat diberi jawaban antara empat sampai enam pilihan.



Daftar Pustaka

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Setiawan, B. dan A. Muntaha. 2000. Metode Penelitian Komunikasi II. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.